Dari tahun ke tahun, permintaan beras tak pernah turun di pasaran.
Itu juga yang mendorong UD Jumars Group menawarkan kemitraan toko beras
dengan brand Gudang Beras 9 atau GB9. Dengan investasi Rp 300 juta,
mitra bisa meraup omzet Rp 480 juta per bulan.
Sebagai makanan pokok, permintaan beras tak pernah surut di pasaran.
Bahkan, konsumsi beras di dalam negeri cenderung terus naik setiap
tahunnya. Tak heran kalau beras selalu menjadi komoditas yang menarik
untuk diperdagangkan.
Salah satu pemainnya adalah UD Jumars Group
yang memulai usaha sejak tahun 1983 di Pati, Jawa Tengah. Selain
memproduksi beras, Jumars Group juga mengembangkan usaha di bidang
perdagangan beras. "Kami memiliki satu pabrik penggilingan padi dan dua
gudang beras di Pati," kata Andre Herlambang, pemilik UD Jumars Group.
Untuk mengembangkan jaringan perdagangan berasnya, belum lama ini, Jumars Group resmi menawarkan kemitraan toko beras dengan brand Gudang Beras 9 atau GB9. Dalam kerja sama ini, Jumars Group menawarkan biaya kemitraan senilai Rp 300 juta.
Investasi
sebesar itu sudah termasuk biaya sewa untuk toko beras. Jumlah sewa
tokonya sendiri sangat fleksibel, tergantung biaya sewa di tiap daerah.
Bila di daerah Semarang, investasi Rp 300 juta itu bisa buat menyewa
hingga 10 toko. "Tapi di Jakarta paling dapat lima toko," ujarnya.
Selain
sewa toko, mitra juga akan mendapat fasilitas lain berupa stok awal
beras sebanyak 4 ton per toko. Selain itu, ada juga fasilitas seperti
spanduk, pamflet, dan neon box. "Dalam kerjasama tersebut tidak ada
batasan waktu," kata Andre.
Khusus pasokan beras, Jumars Group
menyediakan beras jenis IR 64 dan Bramo. Beras dikemas dalam ukuran 10
kilogram (kg), 20 kg, dan 50 kg dengan berbagai merek, seperti cap Ikan
Lohan, Burung Walet, dan Rojo Lele
Adapun harga jual beras
berkisar antara Rp 8.000 per kg-Rp 8.200 per kg. Dari harga itu, mitra
memperoleh laba 8% atau Rp 600 per kg.
Andre menargetkan, mitra
bisa menjual minimal empat kuintal beras per hari per toko. Dari
penjualan itu, mitra bisa meraup omzet Rp 3,2 juta per hari per toko
atau Rp 96 juta per bulan per toko. Bila ditotal, omzet bulanan lima
toko mencapai Rp 480 juta.
Adapun total laba bersih lima toko
tersebut Rp 36 juta per bulan. Dengan laba sebesar itu mitra bisa balik
modal dalam waktu delapan sampai sembilan bulan.
Dalam kerja sama
ini, mitra yang kehabisan stok beras habis diwajibkan untuk belanja
pasokan beras ke ke kantor pusat. "Jadi nanti kami yang memasok,"
ujarnya.
Erwin Halim, pengamat waralaba dari Proverb Consulting
menilai, tawaran kemitraan toko beras dari GB9 ini cukup menarik
meskipun tak ada keunikan dalam tawaran tersebut.
Menurutnya,
beras merupakan komoditas yang potensial mendatangkan keuntungan.
Menurutnya, pasar beras secara umum masih terbuka lebar. "Distribusi
beras profitnya kecil, tapi keuntungan besar karena volume penjualannya
yang besar," ujarnya.
Namun, ia menyarankan franchisor supaya
mampu menjaga stabilitas pasokan. Selain itu, franchisor perlu membatasi
jumlah mitra dan toko di satu wilayah. Hal itu penting guna meredam
tingkat persaingan antar sesama mitra GB9.
UD Jumars Group
Desa Pekuwon, RT 1/RW 1 No. 11,
Juwana, Pati, Jawa Tengah,
HP: 0819-01809864
Desa Pekuwon, RT 1/RW 1 No. 11,
Juwana, Pati, Jawa Tengah,
HP: 0819-01809864
sangat membantu trimakasih.
BalasHapus